Dalam pendidikan
moral secara konvensional, untuk membentuk moral yang baik dari seseorang,
diperlukan latihan dan praktek yang terus menerus dari individu, hal ini
menunjukkan pentingnya pemantapan nilai-nilai moral dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat secara kontunyu, terus menerus dan berkesinambungan.
Moralitas dalam
diri seseorang dapat berkembang dari tingkat yang rendah ke tingkatan yang lebih
tinggi seiring dengan kedewasaannya, dalam tingkatan moralitas ini kita sering
menjumpai perilaku seseorang dengan penalaran yang menunjukkan perspektif social
seperti: karena dia menyakiti saya, maka dia ganti saya sakiti; karewna dia
mencuri milik saya, maka saya juga berhak menciri milik dia; karena orang-orang
eksekutif ada yang korupsi mengapa saya sebagai wakil rakyat tidak boleh
korupsi? Karena suami selingkuh, makan istripun juga bias selingkuh, dan lain
sebagainya. Pola pikir moral seperti ini tentu bisa dilakukan secara kolektif
yang kemudian mencerminkan suatu moralitas bangsa.
Kuatnya arus
globalisasi yang melanda seluruh dunia,
memberikan tantangan tersendiri terhadap pengokohan moral dalam kehidupan. Apalagi
pada kondisi dimana dunia tengah menyaksikan adanya krisis kamanusiaan. Fenomena
krisis dunia akibat globalisasi dosorot degan sangat tajam oleh banyak ahli. Andalah
ahlinya….