RESUME
ANALISIS WACANA (TEORI VAN DJIK)
Analisis wacana adalah suatu disiplin
ilmu yang berusaha mengkaji penggunaan bahasa yang nyata dalam komunikasi.
Stubbs (1983:1) mengatakan bahwa analisis wacana merupakan suatu kajian yang
meneliti dan menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik lisan
maupun tulis, misalnya pemakaian bahasa dalam komunikasi sehari-hari.
Selanjutnya stubbs menjelaskan bahwa analisis wacana menekankankajiannya pada
penggunaan bahasa dalam konteks sosial, khususnya dalam penggunaan bahasa antar
penutur. Jadi jelasnya analisis wacan bertujuan untuk mencari keteraturan bukan
kaidah. Yang dimaksud dengan keteraturan, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan
keberterimaan penggunaan bahasa di masyarakatsecara realita dan cenderung tidak
merumuskan kaidah bahasa seperti dalam tata bahasa. Kartomiharjo (1999:21)
mengungkap bahwa analisis wacana merupakan cabang ilmu bahasa yang dikembangkan
untuk menganalisis suatu unit bahasa yang lebih besar daripada kalimat.
Teori
Kognisi Sosial Teun A. Van Djik
Menurut van Dijk,
penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata,
karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati. Di
sini harus dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi. Proses produksi itu
melibatkan suatu proses yang disebut sebagai kognisi sosial. Teks dibentuk
dalam suatu praktik diskursus, suatu praktik wacana. Di sini ada dua bagian,
yaitu teks yang mikro yang merepresentasikan suatu topik permasalahan dalam
berita, dan elemen besar berupa struktur sosial. van Dijk membuat suatu
jembatan yang menghubungkan elemen besar berupa struktur sosial tersebut dengan
elemen wacana yang mikro dengan sebuah dimensi yang dinamakan kognisi sosial.
Kognisi sosial tersebut mempunyai dua arti. Di satu sisi ia menunjukkan
bagaimana proses teks tersebut diproduksi oleh wartawan/ media, di sisi lain ia
menggambarkan nilai-nilai masyarakat itu menyebar dan diserap oleh kognisi
wartawan dan akhirnya digunakan untuk membuat teks berita (Eriyanto 2001:222).
a. Teks
Van Dijk membagi
struktur teks ke dalam tiga tingkatan. Pertama, struktur makro. Ini merupakan
makna global/ umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau
tema yang dikedepankan dalam suatu berita.
Kedua, superstruktur. Ini merupakan
struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka atau skema suatu teks,
bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke dalam berita secara utuh.
Ketiga,struktur
mikro adalah makna wacana
yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat,
parafrase dan lain-lain.
Struktur
Makro
Makna
global dari suatu teks yang dapat diamati
Dari
topic/tema yang diangkat oleh suatu teks
|
Superstruktur
Kerangka
suatu teks, seperti bagian pendahuluan,
Isi,
penutup, dan kesimpulan
|
Struktur
Mikro
Makna
lokal dari suatu teks yang dapat diamati
Dari
pilihan kata, kalimat dan gaya
yang
dipakai oleh suatu teks
|
1. Struktrur
makro (thematic structure)
Struktur makro merupakan makna
global sebuh teks yang dapat dipahami melalui topiknya. Topik direpresentasikan
ke dalam suatu atau beberapa kalimat yang merupakan gagasan utama/ide pokok
wacana. Topik juga dikatakan sebagai “semantic macrostructure” (van Dijk,
1985:69).
2. Superstruktur
(superstructure)
Superstruktur merupakan struktur
yang digunakan untuk mendeskripsikansehemata, di mana keseluruhan
topik atau isi global berita diselipkan.
3. Struktur
Mikro
Struktur mikro adalah struktur
wacana itu sendiri yang terdiri atas beberapa elemen, yaitu:
a.
Elemen sintaksis
Koherensi, Koherensi pembeda, Pengingkaran, Bentuk kalimat, Kata Ganti
b.
Elemen Semantik (makna lokal)
1.
Latar
2.
Detil
3.
Maksud
4.
Pranggapan
c.
Elemen leksikon
d.
Elemen Retorik
1.
Grafis
2.
Metafora
Sumber: makalah PBSI 2012 B
0 komentar:
Posting Komentar