HAKIKAT WACANA



RESUME
HAKIKAT WACANA

·         Pengertian Wacana
Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Wacana merupakan rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proporsi yang lainnya, membentuk satu kesatuan sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu. (J.S.Badudu,2000). Sedangkan Menurut Alwi, dkk (2003:42), wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan sehingga membentuk makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu. Menurut Tarigan (dalam Djajasudarma, 1994:5), wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat  atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata.
·         Hubungan Wacana dengan ilmu lain
a.         Wacana dan Pragmatik
Pragmatik berhubungan dengan wacana melalui bahasa dan konteks. Dalam hal ini dapat dibedakan tiga hal yang selalu berhubungan yaitu sintaksis, semantik dan pragmatik. Sintaksis merupakan hubungan antar unsur, semantik adalah makna, baik dari setiap unsur maupun makna antar hubungan (pertimbangan makan leksikal dan gramatikal), dan pragmatik berhubungan dengan hasil ujaran (pembicara dan pendengar atau penulis dan pembaca)
b.      Hubungan Gramatikal dan Semantik dalam Wacana
Unsur-unsur gramatikal yang mendukung wacana dapat berupa.
o  Unsur yang berfungsi sebagai konjungsi (penghubung) kalimat atau satuan yang lebih besar.Seperti dengan demikian, maka itu, sebabnya, dan misalnya.
o  Unsur kosong yang dilesapkan mengulangi apa yang telah diungkapkan pada bagian terdahulu (yang lain) misalnya: Pekerjaanku salah melulu, yang benar rupanya yang terbawa arus.
o  Kesejajaran antarbagian, misalnya: Orang mujur belum tentu jujur. Orang jujur belum tentu mujur.
o  Referensi, baik endofora (anafora dan katafora) maupun eksofora. Referensi (acuan) meliputi persona, demonstratif, dan komparatif.
o  Kohesi leksikal
o  Kohesi leksikal dapat terjadi melalui diksi (pilihan kata) yang memiliki hubungan tertentu dengan kata yang digunakan terdahulu. Kohesi leksikal dapat berupa pengulangan, sinonimi dan hiponimi, serta kolokasi.
o  Konjungsi. Konjungsi merupakan unsur yang menghubungkan konjoin (klausa/kalimat) di dalam wacana.
·         Ciri-ciri Wacana
o   Satuan gramatikal
o   Satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap
o   Untaian kalimat-kalimat
o   Memiliki hubungan proposisi
o   Memiliki hubungan kontinuitas, berkesinambungan
o   Memiliki hubungan koherensi
o   Memiliki hubungan kohesi
o   Rekaman kebahasaan utuh dari peristiwa komunikasi
o   Bisa transaksional juga interaksional
o   Medium bisa lisan maupun tulis
o   Sesuai dengan konteks
·         Unsur Pembentuk Wacana
a.       Konteks dan Ko-teks: Konteks bagi bahasa (kalimat) dalam wacana tulis adalah kalimat lain yang sebelum dan sesudahnya, yang sering disebut ko-teks.
b.      Teks: Fairdough (dalam Eriyanto, 2008:289) melihat teks dalam berbagai tingkatan. Sebuah teks bukan hanya menampilkan bagaimana suatu objek digambarkan tetapi juga bagaimana hubungan antarobjek didefinisikan. Setiap teks pada dasarnya, menurut Firdough dapat diuraikan dan dianalisis dari ketiga unsur tersebut.
·         Jenis- jenis Wacana
Menurut pendapat Leech (1974, dalam Kushartanti dan Lauder, 2008:91) tentang fungsi bahasa, wacana dapat diklasifikasi sebagai berikut.
1.      Wacana ekspresif, apabila wacana itu bersumber pada gagasan penutur atau penulis sebagai sarana ekspresif, seperti wacana pidato.
2.       Wacana fatis, apabila wacana itu bersumber pada saluran untuk memperlancar komunikasi, seperti wacana perkenalan dalam pesta.
3.      Wacana informasional, apabila wacana itu bersumber pada pesan atau informasi, seperti wacana berita dalam media massa.
4.       Wacana estetik, apabila wacana itu bersumber pada pesan dengan tekanan keindahan pesan, seperti wacana puisi dan lagu.
5.       Wacana direktif, apabila wacana itu diarahkan pada tindakan atau reaksi dari mitra tutur atau pembaca, seperti wacana khotbah.
Menurut Djajasudarma (1994:6), jenis wacana dapat dikaji dari segi eksistensinya (realitasnya), media komunikasi, cara pemaparan, dan jenis pemakaian.
Contoh Wacana
            Jatuhnya pesawat berkapasitas 266 penumpang airbus A300-600 merupakan peristiwa kedua bagi American Airlines beberapa detik lepas landas dari Bandar udara International O’hare Chichago, tiba-tiba mesin kiri lepas dari dudukannya. Pilot tidak bisa mengendalikan peasawat akibat keseimbangan pesawat mendadak berubah dengan jatuhnya mesin berbobot sekitar 5 ton. Pesawat mendarat dan menghujam tempat parkir kendaraan 31 detik kemdian 271 penumpang plus awak tewas seketika. Kecelakaan lain menyangkut mesin copot yang di alami oleh pesawat kargo EL-AL milik flag carier israel, 4 oktober 1992. Mesin nomor empat atau yang paling ujung pada sayap kanan, tiba-tiba lepas akibat fuse-pin (baut kedudukan mesin) lepas. Di susul kemuddian oleh mesin nomor tiga. Mendadak kehilangan dua mesin, pilot tidak dapat mengendalikan pesawat dan menabrak gedung bertingkat di Amsterdam. Belanda. Empat awak tewas berikut empat tujuh penghuni flat yang di tabrak.
Sumber:
Arifin, E. Zaenal dan Junaiyah. 2009. Keutuhan wacana. Jakarta : Grasindo
Makalah PBSI STKIP PGRI Jombang 2012 B



0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Website templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates