TEKS, KO-TEKS, KONTEKS



RESUME
TEKS, KO-TEKS, KONTEKS
Teks
Banyak orang mempertukarkan istilah teks  lebih dekat pemaknaannya dengan
bahasa tulis, dan wacana pada bahasa lisan (DedeOetomo, 1993:4 )
ko-teks
Ko-teks menurut (Cooks, 1994) adalah hubungan antar wacana yang merupakan lingkungan kebahasaan yang melingkupi suatu wacana. Dengan begitu makna ujaran ditentukan oleh teks sebelum dan sesudahnya.
Konteks
Konteks adalah sesuatu yang menyertai atau yang bersama teks. Secara garis besar, konteks wacana dibedakan atas dua kategori, yakni konteks linguistik dan konteks ekstralinguistik. Konteks linguistik adalah konteks yang berupa unsur-unsur bahasa. Konteks linguistik itu mencakup penyebutan kata depan, kata sifat, kata kerja, kata kerja bantu, dan proposisi positif. Konteks ekstralinguistik adalah konteks yang bukan berupa unsur-unsur bahasa. Konteks ekstralinguistik itu mencakup praanggapan, partisipan, topik atau kerangka topik, latar, saluran, dan kode. Partisipan adalah pelaku atau orang yang berpartisipasi dalam peristiwa komunikasi berbahasa. Partisipan mencakup penutur, mitra tutur. dan pendengar.
Menurut Moelyono dan Soenjono dalam http://ratihadelesari.blogspot.com/2012/11, konteks wacana dibentuk oleh berbagai unsur, seperti situasi, pembicara, pendengar, waktu, tempat, adegan, topik, peristiwa, bentuk, amanat, dan kode. Unsur-unsur itu berhubungan pula dengan unsur-unsur yang terdapat dalam setiap komunikasi bahasa, antara lain:
Latar : tempat dan waktu terjadinya percakapan.
Peserta : peserta percakapan yakni pembicara (penyapa) dan pendengar (pesapa).
Hasil : hasil dan tujuan percakapan.
Amanat: bentuk dan isi amanat.
Cara : cara percakapan dilakukan, dengan semangat, santai atau tergesa-gesa.
 Sarana : penggunaan bahasa lisan atau tulis; variasi bahasa yang digunakan.
Norma : perilaku peserta percakapan.
Jenis : mengacu pada kategori seperti sajak, teka-teki, kuliah, dan doa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konteks adalah segala sesuatu yang melingkupi teks. Teks dan konteks merupakan sesuatu yang selalu berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Makna yang terealisasi dalam teks merupakan hasil interaksi pemakai bahasa dengan konteksnya, sehingga konteks merupakan wacana terbentuknya teks.
Secara garis besar konteks dapat dipilih menjadi dua kategori , yakni konteks linguistik dan konteks ekstralinguistik.
1.Konteks linguistik
Konteks linguistik merupakan konteks wacana atau lingkungan wacana yang berupa unsur bahasa yang mencakup:
a.       Penyebutan depan. Penyebutan depan adalah lingkungan linguistik yang berupa bagian wacana yang disebut terdahulu <perior-mention> sebelum bagian teks yang lain. Dari penyebutan itulah status sebuah acuan <suatu yang dimaksudkan> dapat terwujud dan dapat dikenali.
b.       Sifat kata kerja. Kata kerja digolongkan menjadi dua macam yaitu generik dan tak generik. Kata kerja generik adalah kata kerja yang penggeraknya tidak dapat menjadi informasi lama , yakni informasi yang tidak dapat disebut kembali dengan pemerkah definisi ini dan itu. Sedangkan kata kerja tak generik yakni bendayang mengikutinya dapat diikuti objek dan objeknya dapat disebut kembali dengan pemerkah definisi ini dan itu.
c.       Kata kerja konteks. kata kerja yang ditambahkan pada kata kerja utama. Ada kata bantu ...... <yang menunjukan sikap batin : harus,pasti,mungkin,ingin,suka,mau dan sebagainya> sedangkan kata kerja bantu aspek <yang menunjukan keberlangsungan kerja,sudah,akan,belum,baru dan sebagainya>.
d.       Proposisi positif. Secara sederhana proposisi dapat diartikan sebagai pertanyaan secara teknis dapat diartikan sebagai konfigurasi makna yang terjadi dari hubungan antara unsur sabjek dan predikat serta unsur-unsur yang lain dalam klausa atau kalimat atau apa yang dikemukakan oleh penutur/penulis, atau tentang apa yang terungkap dalam sebuah teks wacana.
2.      Konteks ekstra linguistic
a.       PeranggapanPeranggapan adalah ungkapan yang sudah ada yang menjadi syarat bagi benar salah satunya suatu kalimat
b.       Partisipasi. Partisipasi adalah orang yang berpartisipasi dalam peristiwa itu. Semua pelaku yang partisipasi pada peristiwa itu disebut partisipan.
c.        Topik dan kerangka topik. Topik adalah pokok isi sebuah wacana. Topik dalam sebuah wacana dapat dikenali dengan pertanyaan, tentang apa yang di kemukakan oleh penutur/penulis, atau tentang apa yang terungkap dalam sebuah teks wacana.
d.       Latar. Latar (seting) adalah konteks kewacanaan yang berupa tempat, waktu dan peristiwa. Konteks tersebut sangat berpengaruh dalam penggunaan satuan unsur wacana. Sebuah peristiwa berpengaruh dalam penggunaan tuturan dalam wacana. Dalam peristiwa kecelakaan biasanya akan muncul kalimat-kalimat :
Apkah ada yang meninggal?
Siapa yang bersalah?
Bagian yang ditanyakan juga bermacam-macam, bergantung pada perhatian penutur.
e.        Saluran komunikasi. Lisan dan tulis itu merupakan saluran bahasa. Disamping itu bahasa juga digunakan secara langsung (tanpa sarana/alat) atau juga secara tidak langsung(dengan sarana/alat) dalam bahasa tulis, unsur isi diuyngkapkan lebih lengkap daripada bahasa lisan.
f.        Kode. Istilah kode digunakan dalam model ini dengan pengertian bahasa atau dialek beserta ragam-ragamnya : ragam baku, ragam resmi, ragam akrab, ragam intim.
Sumber: makalah PBSI 2012 B

0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Website templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates